KUA dan Penyuluh Agama Kecamatan Pagelaran Sambut Baik Program MRA

Foto:republika 

Pringsewu, Merespon program Masjid Ramah Anak (MRA) yang digulirkan Kementrian Agama RI beberapa waktu lalu , Kepala KUA kecamatan Pagelaran, Basrido  menggelar diskusi ringan dengan para penyuluh Agama kecamatan setempat pada Jumat (21/02).

Dalam diskusi tersebut Basrido mengatakan sudah semestinya Masjid menjadi tempat yang nyaman bagi siapa saja tanpa membedakan usia. Karena hakikatnya masjid adalah tempat dimana seorang  hamba dapat mengenal Tuhanya.
"Dengan membiasakan anak pergi ke Masjid, akan tertanam nilai-nilai spritualitas pada anak. Kelak ia akan cinta pada agamanya dan suka sholat berjamaah" Ujarnya.

Ia tak menampik kadangkala anak-anak suka bikin gaduh di dalam masjid, Namun bukan kemudian menjadi alasan orang dewasa untuk melarang atau mengusir anak dari Masjid.
"Namanya anak kecil suka main-main, biasalah itu.  kalau di larang ke mesjid,  kita kawatir besarnya nanti malah ndak kenal masjid, sholat males."Imbuhnya

Fenomena saat ini banyak anak dan remaja lebih sibuk dengan gawai, game online dan menghabiskan waktu dengan kongkow-kongkow. Menurutnya, akan lebih baik bila anak dan  remaja kembali diajak untuk ramai-ramai ke masjid.
"Maka saya mengajak para penyuluh agama di sini, Ayo sosialisasikan program MRA. Identifikasi mana masjid yang sudah layak anak, dan mana yang belum? Insya Allah kemenag siap untuk bekerjasama dengan pihak Masjid merealisasikan program MRA ini." Ajaknya.

Basrido menyebut beberapa indikator masjid ramah anak yang substantif diantaranya terdapat fasilitas yang mendukung bagi  tumbuh kembang si anak.
"Contohnya kalau masjid belum punya prosotan, supaya anak betah dan senang berada di masjid, kita dorong masyarakat untuk urunan beli prosotan." Saranya.

Menanggapi diskusi tersebut, Rini Yulianti salah seorang penyuluh Agama dari desa Lugusari melaporkan perkembangan menarik terkait anak-anak masjid di desanya.
"Selama ini anak2 seneng pak main ke masjid, bahkan sekarang penggalakan puasa senin kamis. Ada juga pengajian Bulanan untuk Wali Santri" Katanya.

Sementara Farhan Nasuhi, Penyuluh di desa binaan Way Ngison menyebut agar MRA berjalan, perlu adanya kekompakan dari seluruh komponen masyarakat.
"Masjid di desa Way Ngison bisa menjadi contoh MRA, sebab Risma (Remaja Masjid) di sana aktif menggerakkan kegiatan di Masjid." Ungkapnya.

Dengan adanya diskusi tersebut, Basrido berharap, Penyuluh Agama dengan KUA beserta semua pihak dapat berkolaborasi mewujudkan program MRA ini.(fafa)

Comments

absen online

Popular posts from this blog

Antisipasi Corona, KUA Pagelaran Sediakan Tempat Cuci Tangan

SAFARI JUMAT JEMBATAN SILATURAHMI KUA DAN UMAT